Cara Cepat Menghafal Juz
30
Metode Azzam (Iqro’u)
|
( dalam 5 menit
mengahafal 3 ayat )
insyaAllah
cocok untuk Mahasiswa, karyawan, guru dan lain-lain.
Daftar Isi
A. Pendahuluan
B. Hukum
menghafal Al-Quran?
C. Kenapa
harus mengahafal Al-Quran?
D. Mufassir
Al-Quran: menghafal itu mudah!
E. menghafal
cepat (metode Azzam iqro’u)
F. Cara
lainnya ada gak yah?
G. Cara
menjaga hafalan
H. Daftar
Pustaka
A. Pendahuluan
Alhamdulillah segala puji bagi Allah
Tuhan semesta Alam yang telah menurunkan Al-Quran kepada Umat Manusia,
Al-Qur’an merupakan nikmat yang terindah, Mukjizat yang tiada berakhir, mutiara
hikmah dan pelajaran yang tak hentinya-hentinya bersinar menerangi kehidupan
ini. Shalawat Dan Salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi Wa Sallam
kepada Keluarga, Sahabat dan pengikutnya sampai akhir Zaman. Amma Ba’du,
Rasulullah
Shalallahu A’laihi Wa Sallam Bersabda,
عن عثمان بن
عفّان رضي الله عنه عنِ النبيِّ صلى الله عليه و سلّم قال : خيركم من تعلّم القرآن
و علّمه
Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu, dari Nabi
shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang
belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no.5027)
Bagi seorang muslim tentu kehidupannya tidak
terlepas dari Al-Quran, karena ia merupakan petunjuk dan pedoman dalam
menjalani kehidupan ini, sehingga sudah seharusnya menjadi seorang muslim yang
sejati dapat membaca, menghafal, memahami, mengamalkan dan mengajarkan Al-Quran
sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Taala dan
Rasul-Nya Muhammad Shalallahu
A’laihi Wa
Sallam
Namun demikian
pada realitanya, masih banyak kaum muslimin yang terkedala dalam bermuamalah
dengan Al-Quran terutama masalah menghafal Al-Quran, dalam pembahasan buku
kecil ini kami berusaha untuk menghadirkan metode yang mudah-mudahan membantu
kaum muslimin yang kesulitan dalam menghafal. Tapi juga harus diingat metode
ini hanyalah satu dari sekian banyak cara untuk menghafal dan bukan
satu-satunya, jadi, jika pembaca merasa cocok dengan metodenya, Alhamdulillah,
itu semata-mata nikmat dan hidayah dari Allah ta’ala namun jika tidak,
jangan;ah berputus ada, silahkan mencoba dengan metode lainnya. Dan juga metode
ini ada kekurangan dan kelebihannya, harap dimaklumi adanya. Kenapa hanya Juz
30 saja menjadi fokus kami, sebenarnya tidak. Ini hanyalah suatu permulaan
saja. Mudah-mudahan bisa 30 Juz, tapi jika tidak, minimal Juz 30.
Metode ini
kami beri nama “Metode Azzam”, karena metode menghafal ini kamu dapatkan
dari guru kami Azzam Izzulhaq hafizahullah saat kami masih di Madrasah
Aliah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Sumatera Selatan, oleh sebabnya
kami namakan metode ini dengan nama beliau.
Semoga apa
yang kami jelaskan di sini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dan pada umat
Islam pada umumnya. Dan menjadi pemberat timbangan amal shaleh kami di akhirat
kelak. Aamiiin.
B. Hukum mengahafal
Al-Quran?
Hukum
menghafal Al Qur’an
Syaikh Ibnu Baz mengatakan, “menghafal Al Qur’an
adalah mustahab (sunnah)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906).
Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al Qur’an adalah fardhu
kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Al Qur’an, jika
tidak ada sama sekali maka mereka berdosa (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah,
17/325)
C. Mengapa harus mengahafal Al-Quran?
Keutamaan menghafal Al Qur’an
1. Penghafal
Qur’an adalah Shahibul Qur’an
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan,
“ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang
menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
يؤم القوم
أقرؤهم لكتاب الله
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang
paling aqra’ terhadap kitabullah”
maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang
didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia,
bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di
sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun
dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka
wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah,
5/281).
2. Al Qur’an
akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
اقرأوا
القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
“bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari
kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)
3. Derajat
di surga tergantung pada hafalan Qur’an
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi
kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
يقال لصاحب
القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها
“akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat)
: bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan
tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau
baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Termasuk
sebaik-baik manusia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
خيركم من
تعلم القرآن وعلَّمه
“sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al
Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).
5. Allah
mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
إن الله يرفع
بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
“sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan
Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
6. Penghafal
Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
يؤم القوم
أقرؤهم لكتاب الله
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang
paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Abi Daud)
Keutamaan
menghafal Al Qur’an
Selain keutamaan-keutamaan di atas, ada beberapa hal
juga yang menjadi pendorong untuk kita semua agar menghafalkan Al Qur’an:
1.
Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan setiap bulan Ramadhan Jibril datang
kepada beliau untuk mengecek hafalan beliau. Hal ini diceritakan oleh Ibnu
Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول
الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل
، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه
وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan
saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al
Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi
angin yang berhembus” (HR. Bukhari, no.6)
2. Membaca
Al Qur’an adalah ibadah yang agung
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, setiap satu huruf
diganjar satu pahala.
مَنْ قَرَأَ
حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ
وَمِيمٌ حَرْفٌ
“barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an,
maka baginya 1 kebaikan. dan 1 kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak
mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib
dari jalan ini”)
Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Al Qur’an. Maka
seorang Muslim yang hafal Al Qur’an dapat dengan mudahnya membaca kapan saja
dimana saja, langsung dari hafalannya tanpa harus membacanya dari mushaf.
Dan ini merupakan ibadah yang agung. Ibnu Mas’ud berkata:
مَنْ أَحَبَّ
أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ
يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ
“Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia
mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran
maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid berkata: “semua rijalnya shahih”).
3. Modal
utama dalam mempelajari agama
Al Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan
menghafalkan Al Qur’an, seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ia
mempelajari suatu permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil
terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas
lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr
mengatakan:
طلب العلم
درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول
العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه
“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang
harus dilalui, barangsiapa yang melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah.
Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla
dan memahaminya” (dinukil dari Limaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih
Al Munajjid).
4. Modal
utama dalam berdakwah
Kata para ulama, hidayah ada 2 macam: hidayah
taufiq yang ada di tangan Allah dan hidayah al irsyad wal bayan
yaitu dakwah yang menjadi tugas para Nabi dan Rasul dan juga kita. Dan Al
Qur’an adalah sumber dari hidayah ini, Allah Ta’ala berfirman:
(إِنَّ
هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ) (الإسراء:
من الآية9)
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan hidayah
kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al Isra: 9)
5. Menjaga
keotentikan Al Qur’an
Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah
keotentikannya terjaga, tidak sebagaimana kitab-kitab samawi yang lain.
Dan salah satu sebab terjaganya hal tersebut adalah banyak kaum Muslimin yang
menghafalkan Al Qur’an di dalam dada-dada mereka. Sehingga tidak mudah bagi
para penyeru kesesatan dan musuh-musuh Islam untuk menyelipkan pemikiran mereka
lewat Al Qur’an atau mengubahnya untuk menyesatkan umat Islam.
6. Tadabbur
dan Tafakkur
Dengan menghafal Al Qur’an, seseorang bisa lebih mudah
dan lebih sering ber-tadabbur dan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan
isi Al Qur’an untuk mengoreksi keadaan dirinya apakah sudah sesuai dengannya
ataukan belum dan juga memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Allah Ta’ala berfirman
(أَفَلا
يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا) (محمد:24)
“Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran
ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
7. Mengobati
Al Qur’an adalah obat bagi penyakit hati dan penyakit
jasmani. Allah Ta’ala berfirman
(وَنُنَزِّلُ
مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ) (الإسراء: من الآية82)
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar” (QS. Al Isra: 82).
D. Mufassir Al-Quran:
menghafal itu mudah!
وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ أي سهَّلْناه لِلذِّكْرِ أي
للحِفظ والقراءة فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ أي من ذاكرٍ يذكره ويقرؤه والمعنى: هو الحث
على قراءته وتعلُّمه، قال سعيد بن جبير: ليس من كتب الله كتاب يُقرأ كُلُّه ظاهراً
إلاّ القرآن. (زاد المسير في علم التفسير، جزء4، ص200)
dan telah kami mudahkan
Al-Qur’an maksudnya adalah kami memudahkannya untuk diingat atau dihafal adakah
orang yang mengingatnya? Maksudnya adalah orang yang mengingat Al-Quran,
membacanya, dan maknanya adalah ini adalah memotivasi agar banyak membacanya
dan mempelajarinya, Said bin Jabir berkata: tidak ada kitab dari Kitab-kitab
yang diturunkan ole Allah dibacakan semuanya secara zhahir kecuali Al-Qur’an. (
Zaad Al-Muyassirfi i’lmit Tafsir, Jilid 4, Hal 200).
(وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ) أَيْ سَهَّلْنَاهُ
لِلْحِفْظِ وَأَعَنَّا عَلَيْهِ مَنْ أَرَادَ حِفْظَهُ، فَهَلْ مِنْ طَالِبٍ
لِحِفْظِهِ فَيُعَانُ عَلَيْهِ؟ وَيَجُوزُ أَنْ يَكُونَ الْمَعْنَى: وَلَقَدْ
هَيَّأْنَاهُ لِلذِّكْرِ (تفسير القرطبي، ج17، ص134)
(Dan telah kami
mudahkan Al-Quran untuk diingat) maksudnya adalah telahkami mudahkan Al-Quran
untuk dihafal dan kami bantu orang-orang yang akan menghafalnya, adakah orang
yang ingin menghafalnya menjaganya dan ditolong untuk itu? Dan boleh juga
maknanya adalah dan telah kami sediakan Al-Quran untuk diingat (Tafsir
Al-Qurthubi, jilid 17, Hal 134)
{وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا القرآن لِلذِّكْرِ} أي والله لقد سهلنا
القرآن للحفظ والتدبر والاتعاظ، لما اشتمل عليه من أنواع المواعظ والعبر {فَهَلْ
مِن مُّدَّكِرٍ} أي فهل من متعظٍ بمواعظه، معتبرٍ بقصصه وزواجره؟ مقال الخازن:
وفيه الحث على تعليم القرآن والاشتغال به، لأنه قد يسره الله وسهله على من يشاء من
عباده، بحيث يسهل حفظه للصغير والكبير، والعربي والعجمي قال سعيد بن جبير: يرسناه
للحفظ والقراءة، وليس شيء من كُتب الله تعالى يُقرأ كلُّه ظاهراً إلا القرآن،
وبالجملة فقد جعل الله القرآن مهيئاً ومسهلاً لمن أراد حفظه وفهمه أو الاتعاظ به،
فهو رأس سعادة الدنيا والآخرة (صفوة التفاسير، ج3، ص268) (تفسير الخازن لباب
التأويل في معاني التنزيل، ج4، ص219)
(dan tela kami mudahkan
Al-Quran untuk diingat) maksudnya adalah demi Allah, telah kami mudahkan
Al-Quran untuk dihafal, dijaga, ditadabburi, dan diambil pelajaran, dimana di
dalamnya terkandung banyak pejaran dan hikmah, ( adakah orang yang
mengingatnya?) maksudnya maka apakah ada orang yang mau ambil hikmah dan
pelajaran dari isah-kisah yang terdapat di dalamnya dan juga
peringatan-peringatannya? Al-Khazin mengatakan: dan di dalamnya terdapat
anjuran dan motivasi untuk belajar Al-Quran dan sibuk dengannya, karena Allah
telah memudahkan dan menggampangkan bagi siapa yang Dia kehendaki dari para
hamba-Nya, dimana dia mudahkan untuk dihafal baik untuk orang dewasa maupun
anak kecil, orang arab maupun orang non arab, Said bin Jabir berkata: tidak ada
kitab dari Kitab-kitab yang diturunkan ole Allah dibacakan semuanya secara
zhahir kecuali Al-Qur’an, secara garis besar, Allah telah menjadikan Al-Quran
sesuatu yang mudah dan gampang bagi siapa saja yang menghafalnya dan
memahaminya atau mau mengambil pejaran darinya, maka inilah puncak kebahagiaan
di dunia dan akhirat. (Shafwatu At-Tafasir, jilid 3, Hal 268) (Tafsir
Al-Khazin Li Bab Ta’wil fi Ma’ani At-Tanziil, Jilid 4, Hal 219).
E. menghafal cepat (metode Azzam iqro’u)
Untuk menghafal kitab suci al-Quran karim, hendaknya
kita memperhatikan beberapa poin berikut ini.
1.
Niat kita untuk menghafal al-Quran
adalah berusaha “akrab” atau dekat dengan Allah SWT dan mengenal secara lebih
detail kandungan kitab suci al-Quran. Dan lazim kita selalu mengharap dari-Nya
dan para imam maksum untuk membantu kita untuk mendapatkan hal ini (menghafal
al-Quran). Sebagaimana sangat baik sekali jika saat sedang menghafal selalu
dalam keadaan suci (berwudu') dan menghadap kiblat.
2.
Memulai hafalan dari usia dini
(kanak-kanak) sehingga ayat-ayat kitab suci ini semakin mendarah daging dalam
jiwa kita dari sejak kecil.
3.
Saat menghafal, hendaknya ayat yang
sedang kita baca di baca secara benar dan dengar suara dan lantunan yang biasa
sehingga dapat menghafal dengan mudah.
4.
Membaca ayat-ayat suci al-Quran
dengan nada dan intonasi arabi dan dengan renungan dan ketelitian.
5.
Mempelajari tartil sehingga dengan
metode itu pula kita menghafal al-Quran.
6.
Sangat baik jika hafalan kita
diiringi dengan tajwid yang baik pula, sehingga kita dapat membacanya dengan
baik saat menghafal.
7.
Untuk menghafal al-Quran hendaknya
kita menggunakan satu kitab al-Quran sehingga tempat dan posisi ayat itu
semakin lengket di benak kita.
8.
Untuk kesempatan pertama ambillah
waktu setengah jam, kemudian untuk kesempatan berikutnya tambahlah waktu itu.
Contohnya pada bulan pertama kita pergunakan setengah jam setiap harinya, bulan
kedua satu jam perhari dan pada bulan ketiga satu jam setengah perhari.
Akan tetapi, semakin banyak waktu yang kita sisihkan untuk menghafal al-Quran
akan lebih baik. Dengan kata lain menghafal al-Quran harus ada batas minimal
namun untuknya tidak ada batas maksimal.
9.
Menghafallah dalam waktu yang telah
ditentukan dan teratur, seperti setiap jam tujuh pagi. Sebagaimana jika kita
tidak sempat menghafalnya pada sebuah hari, maka hendaknya diganti ketinggalan
tersebut pada waktu berikutnya.
10.
Mulailah menghafal dari surat-surat
pendek juz ketiga puluh al-Quran, sehingga kita dapat mengetahui hasil hafalan
kita secara lebih cepat, di mana itu membuat hati kita lebih cepat bangga dan
percaya diri.. Begitu juga hendaknya kita juga menghafal dan menghitung
jumlah ayat yang telah kita hafal.
11.
Cobalah sekali dengan bacaan lambat,
sekali juga dengan bacaan sedang dan sekali dengan bacaan cepat. Carilah mana
yang lebih sesuai bagi anda. Biasanya metode bacaan sedang lebih sesuai dan
cepat dihafal.
12.
Menghafallah di tempat yang
sederhana, tetap, yang tenang dan hawa yang sehat dan bebas. Karena pada tempat
seperti ini seseorang lebih cepat mendapatkan konsentrasi. Sebagaimana sangat
baik jika beberapa menit kita kosongkan benak kita dari pikiran-pikiran yang
lain.
13.
Sebagian berkeyakinan menghafal
al-Quran sangat cocok jika dilakukan pada awal subuh –terutama sebelum
terbitnya matahari-. Sebagian orang berkeyakinan waktu terbaik untuk menghafal
al-Quran adalah di akhir malam seperti sebelum tidur-. Jadi anda dapat memilih
dua waktu itu.
14.
Janganlah menghafal al-Quran saat
gelisah, gundah, lapar, haus, letih, mengantuk, sumpek, marah, setelah makan
dan yang lain. Karena, untuk menghafal diperlukan kebugaran
kesegaran yang prima sehingga kita dapat menghafalnya dengan lebih baik. Begitu
juga saat menghafal janganlah kita sibuk dengan pekerjaan lain seperti
mengobrol atau yang lain.
15.
Gunakanlah al-Quran yang sedang,
tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Begitu juga ukuran hafalan
kita hendaknya dihitung dengan halaman bukan dengan ayat, karena ukuran ayat
satu dengan yang lainnya tidak sama, ada yang panjang sekali dan ada yang
pendek sekali. Seperti setiap hari kita menghafal al-Quran sebanyak satu
halaman bukan 10 ayat dalam sehari.
16.
Menghafal al-Quran butuh pada
pengulangan, pengulangan dan pengulangan. Oleh karena itu latihan yang
berkesinambungan akan membuat kita tidak lupa akan hafalan yang telah ada. Juga
sangat baik jika hafalan kita lakukan dalam tenggang waktu yang beragam,
seperti kita latihan setengah jam di waktu pagi hari dan setengah jam di tengah
malam.
17.
Untuk memanfaatkan waktu yang lebih
banyak, hendaknya kita menghafal dan mengulang di mana saja itu memungkinkan
bagi kita, seperti di atas kendaraan, sehingga tidak ada kesempatan kecuali
kita mengulang dan mengulang.
18.
Janganlah menggunakan al-Quran yang
memiliki terjemahan, karena bisa jadi terjemah itu mengganggu konsentrasi kita
nantinya. Walaupun sangat baik sekali setelah menghafal kita juga memperhatikan
kandungan bagian darinya.
19.
Mengenal tata bahasa Arab sangat
membantu mempercepat hafalan al-Quran.
20.
Sebagian hafiz al-Quran mengatakan
untuk memulai menghafal al-Quran hendaknya dimulai dengan menghafal nama-nama
surat. Dengan membaginya kepada beberapa bagian, seperti lima surat terlebih
dahulu, lalu lima surat berikutnya dan begitu seterusnya, diulang-ulang
sehingga secara sempurna dan kuat hafalan itu lengket di benak kita.
21.
Untuk menghafal al-Quran, pertama
ayat pertama dari surat tersebut kita hafalkan terlebih dahulu, setelah hafal,
ayat itu kita baca lagi lalu kita menghafal ayat kedua. Kemudian dua ayat
tersebut kita baca, lalu menghafal ayat ketiga, lalu kita baca ketiganya dan
beranjak kepada ayat keempat. Dan begitulah seterusnya hingga satu halaman
selesai. Halaman demi halaman yang ada hendaknya dilakukan seperti itu hingga
akhir dari pada al-Quran. Poin penting yang perlu diperhatikan di sini adalah sebelum
sebuah bagian al-Quran kita hafalkan secara mendalam dan kuat janganlah
beranjak kepada bagian yang lain.
22.
Sebagian dari ayat al-Quran dapat
dihafal dengan hanya sekali baca saja, ada yang dua kali ada pula yang tiga
kali ada juga yang harus berulang kali diulang sehingga dapat dihafal oleh
seseorang. Oleh karena itu janganlah disamakan semua ayat al-Quran. Pengulangan
dan latihan tergantung kepada kekuatan hafalan, kondisi tempat dan waktu
panjang atau pendek sebuah ayat.
23.
Jika ayat begitu panjang maka
hendaknya ayat tersebut dibagi-bagi, pertama bagian pertama tersebut kita
hafal, lalu bagian pertama yang kita hafal tersebut kita ulang dan baca, baru
kita menuju kepada bagian kedua. Dan begitu seterusnya.
24.
Dalam menghafal ayat-ayat yang
memiliki kemiripan butuh kepada latihan, kedetilan dan latihan yang lebih
banyak. Artinya jika ayat lain kita mengulangnya sebanyak lima kali, ayat
semacam ini kita ulang sepuluh kali.
25.
Setiap surat atau bagian darinya
yang kita hafal, bacalah di hadapan seseorang, sehingga dia menegur kesalahan
yang kita lakukan. Artinya salah satu metode yang baik adalah saling
memperdengarkan hafalan kita kepada orang lain.
26.
Mendengar kaset tartil atau cd
memiliki pengaruh yang begitu besar dan baik dalam menghafal al-Quran dengan
metode yang baik dan indah.
(Metode Azzam iqro’u)
Ikuti
langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenangkan hati dan pikiran.
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
4. Setelah itu tutup mushaf atau pejamkan kedua mata dan.
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (mushaf tetap tertutup atau posisi mata tetap terpejam dan santai).
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (mushaf tetap tertutup atau posisi mata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit (digarisbawahi atau distabilo).
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.
1. Tenangkan hati dan pikiran.
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
4. Setelah itu tutup mushaf atau pejamkan kedua mata dan.
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (mushaf tetap tertutup atau posisi mata tetap terpejam dan santai).
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (mushaf tetap tertutup atau posisi mata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit (digarisbawahi atau distabilo).
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.
Penggabungan
ayat-ayat yang sudah dihafal
Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada tiap-tiap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.
Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada tiap-tiap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.
F. Cara lainnya ada gak yah?
Metode Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan
Mushaf Madinah ). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga
atau lima kali secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah
hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang
sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi
halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh : jika kita
sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka
sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman
sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi
tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima,
kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita
mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin
menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman
sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita
tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin menghafal
halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya,
yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita
tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.
Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman
sebaiknya ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa
menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.
Metode Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat
yang mau kita hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru
menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan
cara yang sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum
pindah ke ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari
ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang
telah diterangkan pada metode pertama .
Untuk memudahkan hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur’an
menjadi tujuh hizb ( bagian ) :
1. Surat
Al Baqarah sampai Surat An Nisa’
2. Surat
Al Maidah sampai Surat At Taubah
3. Surat
Yunus sampai Surat An Nahl
4. Surat
Al Isra’ sampai Al Furqan
5. Surat
As Syuara’ sampai Surat Yasin
6. Surat
As Shoffat sampai Surat Al Hujurat
7. Surat
Qaf sampai Surat An Nas
Boleh
juga dimulai dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas,
kemudian masuk pada bagian ke-enam dan seterusnya.
G. Cara Muraja’ah ( cara menjaga Hafalan Al-Quran)
Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an adalah sebagai
berikut :
- Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :
sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan
iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke
masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang.
Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir
pagi pada sholat shubuh dan setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya
saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan
sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya
sebanyak dua juz setengah.
Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia
bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama
sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz setiap hari pada sholat
malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap
harinya tiga juz, dan bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari
sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh
hari sekali.
- Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia menghabiskan sholat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam. Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.
- Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.
H. Daftar Pustaka
Zaad
Al-Muyassirfi i’lmit Tafsir, Jilid 4, Hal 200.
Tafsir
Al-Qurthubi, jilid 17, Hal 134.
Shafwatu
At-Tafasir, jilid 3, Hal 268
Tafsir
Al-Khazin Li Bab Ta’wil fi Ma’ani At-Tanziil, Jilid 4, Hal 219
Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906
Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325
https://id-id.facebook.com/permalink.php?story_fbid=270419246346504&id=255291094525986
ditulis oleh Hidayatullah, Lc al-Hafizh
http://muslimah.or.id/hadits/mengapa-perlu-menghafal-al-quran-1.html, Penulis:
Yulian Purnama, Artikel Muslimah.Or.Id
http://www.ahmadzain.com/read/penulis/132/15-langkah-efektif-untuk-menghafal-al-quran/
http://quran.al-shia.org/id/hafezan/001.htm
– Kurikulum Pendidikan Anak
Muslim, Syaikh Fuhaim Musthafa, Pustaka Elba.
Muslimah.Or.Id, Penulis: Ummu Shalihah Nadiyah El Karim
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar