Minggu, 05 Oktober 2014

Wa ilaa Robbika farghob.....

Wa ilaa Robbika farghob.....
Alkisah ada empat buah lilin menyala dan menyinari suatu ruangan, sayang cahayanya sudah mulai meredup. Suasana begitu sunyi mencekam, hingga terdengarlah percakapan diantara mereka.
Lilin pertama berkata: “Aku adalah kedamaian, namun manusia tak mampu menjagaku. Bahkan kebanyakan mereka mulai membenciku. Maka lebih baik aku matikan saja diriku”. Demikian sedikit demi sedikit sang lilin kedamaian pun padam.
Lilin kedua berkata: “Aku adalah keimanan, sayang aku tak berguna lagi. Mereka mulai tak mengenalku bahkan menjauhiku. Aku sendiri sudah tak tahan jika setiap waktu harus berada dalam kegelapan, bintik – bintik hitam pekat itu semakin membuatku tak dapat memancarkan cahaya”.  Maka apa gunanya lagi aku disini. Dengan penuh kekecewaan ia padamkan dirinya.
Dengan penuh kesedihan lilin ketiga mengungkapkan perasaannya: “Aku adalah cinta, aku pun tak mampu lagi menerangi jalan mereka dengan perasaan cinta yang kumiliki. Kemungkaran telah menenggelamkanku dalam keterasingan, cahayaku pun tak mampu dan tak kuasa menahannya. Mereka saling membenci, bahkan membenci yang mencintainya. Tanpa menunggu waktu lama, ia matikan cahayanya yang memang telah redup.
Tanpa terduga, seorang anak kecil memasuki ruangan sunyi tersebut. Dengan penuh ketakutan ia berlari dan segera menyelamatkan cahaya lilin keempat, ia takut kegelapan. Ia pun berteriak “Apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala! Aku takut akan kegelapan...” Lalu anak itu pun menangis tersedu – sedu. Kemudian dengan terharu lilin keempat berkata: “Jangan takut dan jangan menangis, selama aku masih ada disisimu dan menyala, kita dapat menyalakan ketiga lilin lainnya yang telah padam. Akulah sebuah HARAPAN. Dengan mata berbinar sang anak mengambil lilin harapan lalu menyalakan ketiga lilin lainnya.
Saudaraku,,,,,,
Harapan bukan hanya suatu angan-angan yang melenakan, ia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat yang terlahir dari mimpi-mimpi besar sehingga menjadikan seseorang berambisi untuk mewujudkannya. Tak sedikit orang yang mampu bertahan dari berbagai cobaan, rintangan dan musibah ketika ia masih memiliki sebuah harapan. Harapan adalah anugerah terindah yang disisipkanNya dalam relung hati setiap insan.
Ingatkah kita pada sebuah pernyataan Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melahirkan sebuah harapan besar pada setiap jiwa yang mendengarnya ketika itu.
“Konstantinopel akan bisa ditaklukkan ditangan seorang laki-laki. Maka orang yang memerintah disana adalah sebaik baik penguasa dan tentaranya adalah sebaik baik tentara”. (Imam Ahmad dalam musnadnya: 4/335)
“Hanya ada satu pilihan: ke depan,  maju dan terus maju. Tak ada kata mundur! Kita harus menang!!” (Jenderal Thariq bin Ziyad)
Sebuah pernyataan yang mampu mengubah paradigma pemikiran pasukan tentara Thariq bin Ziyad, Sang Penakluk Konstantinopel akan arti sebuah kemenangan dan kejayaan. Dengan penuh keyakinan dan kepercayaan ia memompa semangat para tentara, membangkitkan  harapan-harapan yang selama ini hanya sebuah mimpi dan angan-angan dalam benak para kaum muslimin ketika itu, yaitu menjadikan Eropa negara Islam. Perlu kita ketahui bahwa Konstantinopel dianggap sebagai salah satu kota terpenting di dunia. Kota yang dibangun pada tahun 330 M oleh Kaisar Byzantium Constantine I. Ia juga memiliki peran yang sangat penting dimata dunia hingga dikatakan, “ Andai kata dunia ini berbentuk kerajaan, maka Konstantinopel akan menjadi kota yang paling cocok  untuk menjadi ibu kotanya”. Kota ini dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu Selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas yang dijaga dengan menggunakan rantai yang sangat besar, hingga sangat tidak memungkinkan untuk masuknya kapal kedalamnya. Disampaing itu, dari daratan juga dijaga dengan pagar-pagar yang sangat kokoh yang terbentang dari laut Marmarah hingga Tanduk Emas yang hanya diselingi Sungai Likus. Diantara dua pagar, terdapat ruang kosong yang berkisar sekitar 60 kaki. Sedangkan bagian dalamnya ada sekitar 40 kaki dan memiliki satu menara dengan ketinggian 60 kaki benteng setinggi 60 kaki. Sedangkan bagian luarnya memilik ketinggian sekitar 25 kaki, selain tower-tower pemantau yang terpancar dan dipenuhi tentara pengawas.
Saudaraku....
Setelah kita mengetahui medan ini, adakah tergambar dalam benak kita akan sebuah kemenangan???. Sebuah medan perang yang sangat menyiutkan nyali seorang tentara biasa. Seorang tentara yang belum terlatih serta terasah kemampuan imajinasinya dalam membingkai  sebuah HARAPAN serta KEYAKINAN yang akhirnya membuahkan sebuah KENYATAAN. Dengan penuh keyakinan akan sabda RasulNya serta harapan besar yang tertancap dalam benak mereka  akan sebuah kejayaan Islam di benua Eropa,  benar-benar mereka buktikan dengan tindakan konkrit, yang akhirnya membuahkan sebuah kenyataan yaitu kemenangan yang dijanjikan. Merekalah sebaik-baik tentara yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka pula yang telah membuktikan pada dunia dan setiap jiwa bahwa kesuksesan dan kemenangan adalah hak setiap insan yang menginginkan dan berusaha meraihnya.
Saudaraku.....
Kalaupun saat ini harapan – harapan yang kita impikan belum juga terealisasi, janganlah berputus asa.  Bukankan Allah telah berjanji bahwa ketika kita membutuhkanNya ia selalu hadir, dimanapun dan kapanpun kita membutuhkannya bahkan lebih dekat dari urat leher (Qs. Al Baqarah : 186). 
Berharap menjadi ahli syurga yang kekal bersama para anbiya’, syuhada’ dan orang-orang shalih yang Dia ridhoi. Ekspresikan pengharapan kita  disetiap lantunan untaian do’a - do’a yang selalu kita panjatkan, khususnya disepertiga malam.
    Sejauh manapun kaki ini melangkah, setinggi apapun angan ini melambung tinggi dan sehebat apapun kekuatan dan azzam yang kita miliki, tetaplah Dia Sang Penentu taqdir. INNALLAHA ‘INDA DHONNI ‘ABDIHI......
“Kesuksesan dan kemuliaan hakiki adalah sejauh mana hidup kita mempunyai makna dan nilai dahsyat bagi peradaban dan kesejahteraan umat manusia, yang didasari pengadian padaNya”. 
WALLAHU A’LAM BIS SHAWAB

Tidak ada komentar: