Minggu, 24 Mei 2015

Cara Cepat Menghafal Juz 30 Metode Azzam



Cara Cepat Menghafal Juz 30
Metode Azzam

( dalam 5 menit mengahafal 3 ayat )
insyaAllah cocok untuk Mahasiswa, karyawan, guru dan lain-lain.




 

Daftar Isi
A.   Pendahuluan
B.   Hukum menghafal Al-Quran?
C.   Kenapa harus mengahafal Al-Quran?
D.   Mufassir Al-Quran: menghafal itu mudah!
E.    menghafal cepat (metode Azzam)
F.    Cara lainnya ada gak yah?
G.   Cara menjaga hafalan
H.   Daftar Pustaka






A.   Pendahuluan
          Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang telah menurunkan Al-Quran kepada Umat Manusia, Al-Qur’an merupakan nikmat yang terindah, Mukjizat yang tiada berakhir, mutiara hikmah dan pelajaran yang tak hentinya-hentinya bersinar menerangi kehidupan ini. Shalawat Dan Salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi Wa Sallam kepada Keluarga, Sahabat dan pengikutnya sampai akhir Zaman. Amma Ba’du, 
Rasulullah Shalallahu A’laihi Wa Sallam Bersabda,
عن عثمان بن عفّان رضي الله عنه عنِ النبيِّ صلى الله عليه و سلّم قال : خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu,  dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no.5027)
           Bagi seorang muslim tentu kehidupannya tidak terlepas dari Al-Quran, karena ia merupakan petunjuk dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini, sehingga sudah seharusnya menjadi seorang muslim yang sejati dapat membaca, menghafal, memahami, mengamalkan dan mengajarkan Al-Quran sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Taala  dan Rasul-Nya Muhammad  Shalallahu A’laihi Wa Sallam.
          Namun demikian pada realitanya, masih banyak kaum muslimin yang terkedala dalam bermuamalah dengan Al-Quran terutama masalah menghafal Al-Quran, dalam pembahasan buku kecil ini kami berusaha untuk menghadirkan metode yang mudah-mudahan membantu kaum muslimin yang kesulitan dalam menghafal. Tapi juga harus diingat metode ini hanyalah satu dari sekian banyak cara untuk menghafal dan bukan satu-satunya, jadi, jika pembaca merasa cocok dengan metodenya, Alhamdulillah, itu semata-mata nikmat dan hidayah dari Allah ta’ala namun jika tidak, jangan;ah berputus ada, silahkan mencoba dengan metode lainnya. Dan juga metode ini ada kekurangan dan kelebihannya, harap dimaklumi adanya. Kenapa hanya Juz 30 saja menjadi fokus kami, sebenarnya tidak. Ini hanyalah suatu permulaan saja. Mudah-mudahan bisa 30 Juz, tapi jika tidak, minimal Juz 30.
          Metode ini kami beri nama “Metode Azzam”, karena metode menghafal ini kamu dapatkan dari guru kami Azzam Izzulhaq hafizahullah saat kami masih di Madrasah Aliah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Sumatera Selatan, oleh sebabnya kami namakan metode ini dengan nama beliau.   
          Semoga apa yang kami jelaskan di sini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dan pada umat Islam pada umumnya. Dan menjadi pemberat timbangan amal shaleh kami di akhirat kelak. Aamiiin.
B.   Hukum mengahafal Al-Quran?
Hukum menghafal Al Qur’an
Syaikh Ibnu Baz mengatakan, “menghafal Al Qur’an adalah mustahab (sunnah)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906). Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al Qur’an adalah fardhu kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Al Qur’an, jika tidak ada sama sekali maka mereka berdosa (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325)
C.   Mengapa harus mengahafal Al-Quran?
Keutamaan menghafal Al Qur’an
1. Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah
maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281).
2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim  804)
3. Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها
akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Termasuk sebaik-baik manusia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه
sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).
5. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
6. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Keutamaan menghafal Al Qur’an
Selain keutamaan-keutamaan di atas, ada beberapa hal juga yang menjadi pendorong untuk kita semua agar menghafalkan Al Qur’an:
1. Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan setiap bulan Ramadhan Jibril datang kepada beliau untuk mengecek hafalan beliau. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus” (HR. Bukhari, no.6)
2. Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang agung
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, setiap satu huruf diganjar satu pahala.
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an, maka baginya 1 kebaikan. dan 1 kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”)
Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Al Qur’an. Maka seorang Muslim yang hafal Al Qur’an dapat dengan mudahnya membaca kapan saja dimana saja, langsung dari hafalannya tanpa harus membacanya dari mushaf. Dan ini merupakan ibadah yang agung. Ibnu Mas’ud berkata:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ
Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid berkata: “semua rijalnya shahih”).
3. Modal utama dalam mempelajari agama
Al Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Al Qur’an, seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ia mempelajari suatu permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr mengatakan:
طلب العلم درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه
“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui, barangsiapa yang melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla dan memahaminya” (dinukil dari Limaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih Al Munajjid).
4. Modal utama dalam berdakwah
Kata para ulama, hidayah ada 2 macam: hidayah taufiq yang ada di tangan Allah dan hidayah al irsyad wal bayan yaitu dakwah yang menjadi tugas para Nabi dan Rasul dan juga kita. Dan Al Qur’an adalah sumber dari hidayah ini, Allah Ta’ala berfirman:
(إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ) (الإسراء: من الآية9)
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan hidayah kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al Isra: 9)
5. Menjaga keotentikan Al Qur’an
Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah keotentikannya terjaga, tidak sebagaimana kitab-kitab samawi yang lain. Dan salah satu sebab terjaganya hal tersebut adalah banyak kaum Muslimin yang menghafalkan Al Qur’an di dalam dada-dada mereka. Sehingga tidak mudah bagi para penyeru kesesatan dan musuh-musuh Islam untuk menyelipkan pemikiran mereka lewat Al Qur’an atau mengubahnya untuk menyesatkan umat Islam.
6. Tadabbur dan Tafakkur
Dengan menghafal Al Qur’an, seseorang bisa lebih mudah dan lebih sering ber-tadabbur dan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan isi Al Qur’an untuk mengoreksi keadaan dirinya apakah sudah sesuai dengannya ataukan belum dan juga memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Allah Ta’ala berfirman
(أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا) (محمد:24)
Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
7. Mengobati
Al Qur’an adalah obat bagi penyakit hati dan penyakit jasmani. Allah Ta’ala berfirman
(وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ) (الإسراء: من الآية82)
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar” (QS. Al Isra: 82).
D.   Mufassir Al-Quran: menghafal itu mudah!
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ أي سهَّلْناه لِلذِّكْرِ أي للحِفظ والقراءة فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ أي من ذاكرٍ يذكره ويقرؤه والمعنى: هو الحث على قراءته وتعلُّمه، قال سعيد بن جبير: ليس من كتب الله كتاب يُقرأ كُلُّه ظاهراً إلاّ القرآن. (زاد المسير في علم التفسير، جزء4، ص200)
dan telah kami mudahkan Al-Qur’an maksudnya adalah kami memudahkannya untuk diingat atau dihafal adakah orang yang mengingatnya? Maksudnya adalah orang yang mengingat Al-Quran, membacanya, dan maknanya adalah ini adalah memotivasi agar banyak membacanya dan mempelajarinya, Said bin Jabir berkata: tidak ada kitab dari Kitab-kitab yang diturunkan ole Allah dibacakan semuanya secara zhahir kecuali Al-Qur’an. ( Zaad Al-Muyassirfi i’lmit Tafsir, Jilid 4, Hal 200).
(وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ) أَيْ سَهَّلْنَاهُ لِلْحِفْظِ وَأَعَنَّا عَلَيْهِ مَنْ أَرَادَ حِفْظَهُ، فَهَلْ مِنْ طَالِبٍ لِحِفْظِهِ فَيُعَانُ عَلَيْهِ؟ وَيَجُوزُ أَنْ يَكُونَ الْمَعْنَى: وَلَقَدْ هَيَّأْنَاهُ لِلذِّكْرِ (تفسير القرطبي، ج17، ص134)
(Dan telah kami mudahkan Al-Quran untuk diingat) maksudnya adalah telahkami mudahkan Al-Quran untuk dihafal dan kami bantu orang-orang yang akan menghafalnya, adakah orang yang ingin menghafalnya menjaganya dan ditolong untuk itu? Dan boleh juga maknanya adalah dan telah kami sediakan Al-Quran untuk diingat (Tafsir Al-Qurthubi, jilid 17, Hal 134)
{وَلَقَدْ يَسَّرْنَا القرآن لِلذِّكْرِ} أي والله لقد سهلنا القرآن للحفظ والتدبر والاتعاظ، لما اشتمل عليه من أنواع المواعظ والعبر {فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ} أي فهل من متعظٍ بمواعظه، معتبرٍ بقصصه وزواجره؟ مقال الخازن: وفيه الحث على تعليم القرآن والاشتغال به، لأنه قد يسره الله وسهله على من يشاء من عباده، بحيث يسهل حفظه للصغير والكبير، والعربي والعجمي قال سعيد بن جبير: يرسناه للحفظ والقراءة، وليس شيء من كُتب الله تعالى يُقرأ كلُّه ظاهراً إلا القرآن، وبالجملة فقد جعل الله القرآن مهيئاً ومسهلاً لمن أراد حفظه وفهمه أو الاتعاظ به، فهو رأس سعادة الدنيا والآخرة (صفوة التفاسير، ج3، ص268) (تفسير الخازن لباب التأويل في معاني التنزيل، ج4، ص219)
(dan tela kami mudahkan Al-Quran untuk diingat) maksudnya adalah demi Allah, telah kami mudahkan Al-Quran untuk dihafal, dijaga, ditadabburi, dan diambil pelajaran, dimana di dalamnya terkandung banyak pejaran dan hikmah, ( adakah orang yang mengingatnya?) maksudnya maka apakah ada orang yang mau ambil hikmah dan pelajaran dari isah-kisah yang terdapat di dalamnya dan juga peringatan-peringatannya? Al-Khazin mengatakan: dan di dalamnya terdapat anjuran dan motivasi untuk belajar Al-Quran dan sibuk dengannya, karena Allah telah memudahkan dan menggampangkan bagi siapa yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya, dimana dia mudahkan untuk dihafal baik untuk orang dewasa maupun anak kecil, orang arab maupun orang non arab, Said bin Jabir berkata: tidak ada kitab dari Kitab-kitab yang diturunkan ole Allah dibacakan semuanya secara zhahir kecuali Al-Qur’an, secara garis besar, Allah telah menjadikan Al-Quran sesuatu yang mudah dan gampang bagi siapa saja yang menghafalnya dan memahaminya atau mau mengambil pejaran darinya, maka inilah puncak kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Shafwatu At-Tafasir, jilid 3, Hal 268) (Tafsir Al-Khazin Li Bab Ta’wil fi Ma’ani At-Tanziil,  Jilid 4, Hal 219).

E.   menghafal cepat (metode Azzam)
Untuk menghafal kitab suci al-Quran karim, hendaknya kita memperhatikan  beberapa poin berikut ini.
1.     Niat kita untuk menghafal al-Quran adalah berusaha “akrab” atau dekat dengan Allah SWT dan mengenal secara lebih detail kandungan kitab suci al-Quran. Dan lazim kita selalu mengharap dari-Nya dan para imam maksum untuk membantu kita untuk mendapatkan hal ini (menghafal al-Quran). Sebagaimana sangat baik sekali jika saat sedang menghafal selalu dalam keadaan suci (berwudu') dan menghadap kiblat.
2.     Memulai hafalan dari usia dini (kanak-kanak) sehingga ayat-ayat kitab suci ini semakin mendarah daging dalam jiwa kita dari sejak kecil.
3.     Saat menghafal, hendaknya ayat yang sedang kita baca di baca secara benar dan dengar suara dan lantunan yang biasa sehingga dapat menghafal dengan mudah.
4.     Membaca ayat-ayat suci al-Quran dengan nada dan intonasi arabi dan dengan renungan dan ketelitian.
5.     Mempelajari tartil sehingga dengan metode itu pula kita menghafal al-Quran.
6.     Sangat baik jika hafalan kita diiringi dengan tajwid yang baik pula, sehingga kita dapat membacanya dengan baik saat menghafal.
7.     Untuk menghafal al-Quran hendaknya kita menggunakan satu kitab al-Quran sehingga tempat dan posisi ayat itu semakin lengket di benak kita.
8.     Untuk kesempatan pertama ambillah waktu setengah jam, kemudian untuk kesempatan berikutnya tambahlah waktu itu. Contohnya pada bulan pertama kita pergunakan setengah jam setiap harinya, bulan kedua  satu jam perhari dan pada bulan ketiga satu jam setengah perhari. Akan tetapi, semakin banyak waktu yang kita sisihkan untuk menghafal al-Quran akan lebih baik. Dengan kata lain menghafal al-Quran harus ada batas minimal namun untuknya tidak ada batas maksimal.
9.     Menghafallah dalam waktu yang telah ditentukan dan teratur, seperti setiap jam tujuh pagi. Sebagaimana jika kita tidak sempat menghafalnya pada sebuah hari, maka hendaknya diganti ketinggalan tersebut pada waktu berikutnya.
10.                        Mulailah menghafal dari surat-surat pendek juz ketiga puluh al-Quran, sehingga kita dapat mengetahui hasil hafalan kita secara lebih cepat, di mana itu membuat hati kita lebih cepat bangga dan percaya diri.. Begitu juga hendaknya kita  juga menghafal dan menghitung jumlah ayat yang telah kita hafal.
11.                        Cobalah sekali dengan bacaan lambat, sekali juga dengan bacaan sedang dan sekali dengan bacaan cepat. Carilah mana yang lebih sesuai bagi anda. Biasanya metode bacaan sedang lebih sesuai dan cepat dihafal.
12.                        Menghafallah di tempat yang sederhana, tetap, yang tenang dan hawa yang sehat dan bebas. Karena pada tempat seperti ini seseorang lebih cepat mendapatkan konsentrasi. Sebagaimana sangat baik jika beberapa menit kita kosongkan benak kita dari pikiran-pikiran yang lain.
13.                        Sebagian berkeyakinan menghafal al-Quran sangat cocok jika dilakukan pada awal subuh –terutama sebelum terbitnya matahari-. Sebagian orang berkeyakinan waktu terbaik untuk menghafal al-Quran adalah di akhir malam seperti sebelum tidur-. Jadi anda dapat memilih dua waktu itu.
14.                        Janganlah menghafal al-Quran saat gelisah, gundah, lapar, haus, letih, mengantuk, sumpek, marah, setelah makan dan yang lain. Karena, untuk menghafal  diperlukan  kebugaran kesegaran yang prima sehingga kita dapat menghafalnya dengan lebih baik. Begitu juga saat menghafal janganlah kita sibuk dengan pekerjaan lain seperti mengobrol atau yang lain.
15.                        Gunakanlah al-Quran yang sedang, tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Begitu juga ukuran hafalan kita hendaknya dihitung dengan halaman bukan dengan ayat, karena ukuran ayat satu dengan yang lainnya tidak sama, ada yang panjang sekali dan ada  yang pendek sekali. Seperti setiap hari kita menghafal al-Quran sebanyak satu halaman bukan 10 ayat dalam sehari.
16.                        Menghafal al-Quran butuh pada pengulangan, pengulangan dan pengulangan. Oleh karena itu latihan yang berkesinambungan akan membuat kita tidak lupa akan hafalan yang telah ada. Juga sangat baik jika hafalan kita lakukan dalam tenggang waktu yang beragam, seperti kita latihan setengah jam di waktu pagi hari dan setengah jam di tengah malam.
17.                        Untuk memanfaatkan waktu yang lebih banyak, hendaknya kita menghafal dan mengulang di mana saja itu memungkinkan bagi kita, seperti di atas kendaraan, sehingga tidak ada kesempatan kecuali kita mengulang dan mengulang.
18.                        Janganlah menggunakan al-Quran yang memiliki terjemahan, karena bisa jadi terjemah itu mengganggu konsentrasi kita nantinya. Walaupun sangat baik sekali setelah menghafal kita juga memperhatikan kandungan bagian darinya.
19.                        Mengenal tata bahasa Arab sangat membantu mempercepat hafalan al-Quran.
20.                        Sebagian hafiz al-Quran mengatakan untuk memulai menghafal al-Quran hendaknya dimulai dengan menghafal nama-nama surat. Dengan membaginya kepada beberapa bagian, seperti lima surat terlebih dahulu, lalu lima surat berikutnya dan begitu seterusnya, diulang-ulang sehingga secara sempurna dan kuat hafalan itu lengket di benak kita.
21.                        Untuk menghafal al-Quran, pertama ayat pertama dari surat tersebut kita hafalkan terlebih dahulu, setelah hafal, ayat itu kita baca lagi lalu kita menghafal ayat kedua. Kemudian dua ayat tersebut kita baca, lalu menghafal ayat ketiga, lalu kita baca ketiganya dan beranjak kepada ayat keempat. Dan begitulah seterusnya hingga satu halaman selesai. Halaman demi halaman yang ada hendaknya dilakukan seperti itu hingga akhir dari pada al-Quran. Poin penting yang perlu diperhatikan di sini adalah sebelum sebuah  bagian al-Quran kita hafalkan secara mendalam dan kuat janganlah beranjak kepada bagian yang lain.
22.                        Sebagian dari ayat al-Quran dapat dihafal dengan hanya sekali baca saja, ada yang dua kali ada pula yang tiga kali ada juga yang harus berulang kali diulang sehingga dapat dihafal oleh seseorang. Oleh karena itu janganlah disamakan semua ayat al-Quran. Pengulangan dan latihan tergantung kepada kekuatan hafalan, kondisi tempat dan waktu panjang atau pendek sebuah ayat.
23.                        Jika ayat begitu panjang maka hendaknya ayat tersebut dibagi-bagi, pertama bagian pertama tersebut kita hafal, lalu bagian pertama yang kita hafal tersebut kita ulang dan baca, baru kita menuju kepada bagian kedua. Dan begitu seterusnya.
24.                        Dalam menghafal ayat-ayat yang memiliki kemiripan butuh kepada latihan, kedetilan dan latihan yang lebih banyak. Artinya jika ayat lain kita mengulangnya sebanyak lima kali, ayat semacam ini kita ulang sepuluh kali.
25.                        Setiap surat atau bagian darinya yang kita hafal, bacalah di hadapan seseorang, sehingga dia menegur kesalahan yang kita lakukan. Artinya salah satu metode yang baik adalah saling memperdengarkan hafalan kita kepada orang lain.
26.                        Mendengar kaset tartil atau cd memiliki pengaruh yang begitu besar dan baik dalam menghafal al-Quran dengan metode yang baik dan indah.
Metode Azzam
Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang.
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan.
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai).
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo).
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.


F.    Cara lainnya ada gak yah?
Metode Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan Mushaf Madinah ). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima kali secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh : jika kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima, kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.
Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.
Metode Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat yang mau kita hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang telah diterangkan pada metode pertama .
Untuk memudahkan hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur’an menjadi tujuh hizb ( bagian ) :
1.     Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa’
2.     Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah
3.     Surat Yunus sampai Surat An Nahl
4.     Surat Al Isra’ sampai Al Furqan
5.     Surat As Syuara’ sampai Surat Yasin
6.     Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat
7.     Surat Qaf sampai Surat An Nas
Boleh juga dimulai dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas, kemudian masuk pada bagian ke-enam dan seterusnya.
G.  Cara Muraja’ah ( cara menjaga Hafalan Al-Quran)
Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an adalah sebagai berikut :
  1. Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :
 sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah.
 Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz setiap hari pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
  1. Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia menghabiskan sholat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam. Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.
  2. Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.




H.  Daftar Pustaka
Zaad Al-Muyassirfi i’lmit Tafsir, Jilid 4, Hal 200.
Tafsir Al-Qurthubi, jilid 17, Hal 134.
Shafwatu At-Tafasir, jilid 3, Hal 268
Tafsir Al-Khazin Li Bab Ta’wil fi Ma’ani At-Tanziil,  Jilid 4, Hal 219
Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906
Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325
http://muslimah.or.id/hadits/mengapa-perlu-menghafal-al-quran-1.html, Penulis: Yulian Purnama, Artikel Muslimah.Or.Id
http://www.ahmadzain.com/read/penulis/132/15-langkah-efektif-untuk-menghafal-al-quran/

http://quran.al-shia.org/id/hafezan/001.htm

Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, Syaikh Fuhaim Musthafa, Pustaka Elba.
Muslimah.Or.Id, Penulis: Ummu Shalihah Nadiyah El Karim
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

2 komentar:

Novran Sulisno, S.Pd mengatakan...

Masya Allah,sangat bermanfaat..
jazakallah..
Semoga jadi amal soleh..
saya terinspirasi....

Kevin Febrian mengatakan...

trimakasih sangat bermanfaat