Senin, 02 Juli 2012

Belajar “kaderisasi” dari sang Rosulullah “kajian Siroh Rosul dan sejarah Islam”


Hanya dalam 23 tahun berkuasa rosulullah telah menjadikan Bangsa yang dahulunya terbelakang kini menjelma sebuah kekuatan “super Power” di antara Romawi dan Persia. Catatan-catatan yang fantastis disetiap langkahnya telah menyadarkan dunia yang sedang gelap gulita. dan  Mereka pun yang hidup di sekitar Rosulullah Sholallahu a’laihi wasalla memiliki kontribusi dan andil sangat besar. sejarah itu yang terukir indah dan terus akan menjadi contoh ideal bagi semua umat manusia.

Dalam sanubari mukmin ta’at memang harus yakin semua atas Izin-NYA dan dalam taqdirNYa. Tapi bagaimana pun, lihat rosulullah yang harus bersudah payah dakwah ke thaif dengan luka-luka disekujur tubuh setelah pulang dari sana. Beliau harus patah gigi dalam perang khondak, bersimbah keringat menggali parit disekeliling “madinah” hingga turun Rahmat dan Pertolongan tuhan. Ini semua agar kita bias mengambil pelajaran dan hikmah bahwa semua itu ada strategi, pengorbanan, organisasi, kaderisasi, kesabaran yang sangat baik. Barulah dunia bisa melihat hasil rosulullah. “afala tatafakkarun??”


Kaderisasi yang dilakukan baginda Rosul begitu bagus dan baik. Tak salah Al-Qur’an menyatakan. “sungguh telah ada dalam diri Rosulullah Tauladan yang baik”.
Kaderisasi itu bermula dari “darul Arkom”. Mereka yang dipilih adalah Abu Bakar ; berwibawa dan terpandang di Kaumnya. Ali bin Abi tholib ; tokoh anak-anak pada saat itu, yang kemudian hari akan menjadi Kholifaturrosul. Utsman Bin Affan; saudagar kaya, penyokong dakwah, Ekonom yang dapat membantu Syiar Islam. Khodijah ; seketaris sekaligus istri baginda Rosulullah. Lihat bagaimana Rosulullah  mengkaderisasi mereka serta meletakkan mereka sesuai dengan kapasitas masing-masing. 

Menkaderisasi itu bukan berarti harus menjadikan semua orang sebagai “pemain inti” dari Medan dakwah ini. Tapi mereka-mereka yang potensial yang kemudian dijadikan sebagai Pemimpin. Walaupun Abu Zar dan Bilal telah dahulu masuk Islam tapi mereka tidak pernah jadi Kholifah, sementara Umar Bin Khotthob yang masuk Islam setelah merekalah yang menjadi “amirul mukminin”. karena itulah kaderisasi dalam pandangan Rosulullah. 

Dalam sejarah mencatat bahwa perubahan dalam suatu bangsa, kaum itu ditentukan oleh Minoritas yang berpengaruh. Bahkan Negara kita ini, walau Muslim mayoritas namun pemegang ekonomi adalah mereka “China”. Bahkan Al-Qur’an pun berbicara dengan nada yang sama. “Ashabul Kahfi”, “Bani Israil”, mereka adalah “kaum elit”.

“Ya Allah berikanlah Hidayah kepada dua Umar ( umar bin Khottob atau Umar bin Abdul Mutholib )” . dari do’a yang diucapkan oleh Rosul ini bias kita ambil hikmah; bahwa kaderisasi memang harus ada, tapi perlu juga merekrut mereka yang sudah “jadi” ; mereka yang mempunyai power, financial kuat, wibawa dan terpandang. Dan itulah yang terjadi ketika Umar masuk Islam, semua yang di darul Arqom bertakbir lantang terdengar sampai ke ka’bah. Bahkah Rosulullah mengubah strategi dakwah “dakwah diam-diam menuju dakwah terang-terangan.

Dan dalam sikapnya Rosulullah selalu membedakan antara mentarbiyah para kader inti atau yang bukan. Contoh kasus nya adalah bagaimana sikap rosulullah berbeda ketika menjatuhi hukuman kepada Ka’ab bin Malik beserta 2 sahabat yang lain dengan sikap Rosul kepada para Munafiq yang tidak ikut perang. Moga tulisan ini bermanfaat, wallahua’lam.


Derysmono
(mahasiswa Fak. Syari’ah LIPIA )
Sms ( 085 284 679 674)

Tidak ada komentar: