Hanya dalam 23 tahun berkuasa rosulullah telah menjadikan Bangsa yang dahulunya terbelakang kini menjelma sebuah kekuatan “super Power” di antara Romawi dan Persia. Catatan-catatan yang fantastis disetiap langkahnya telah menyadarkan dunia yang sedang gelap gulita. dan Mereka pun yang hidup di sekitar Rosulullah Sholallahu a’laihi wasalla memiliki kontribusi dan andil sangat besar. sejarah itu yang terukir indah dan terus akan menjadi contoh ideal bagi semua umat manusia.
Dalam sanubari mukmin ta’at memang harus
yakin semua atas Izin-NYA dan dalam taqdirNYa. Tapi bagaimana pun, lihat
rosulullah yang harus bersudah payah dakwah ke thaif dengan luka-luka disekujur
tubuh setelah pulang dari sana. Beliau harus patah gigi dalam perang khondak,
bersimbah keringat menggali parit disekeliling “madinah” hingga turun Rahmat
dan Pertolongan tuhan. Ini semua agar kita bias mengambil pelajaran dan hikmah
bahwa semua itu ada strategi, pengorbanan, organisasi, kaderisasi, kesabaran yang
sangat baik. Barulah dunia bisa melihat hasil rosulullah. “afala tatafakkarun??”
Kaderisasi yang dilakukan baginda Rosul
begitu bagus dan baik. Tak salah Al-Qur’an menyatakan. “sungguh telah ada dalam
diri Rosulullah Tauladan yang baik”.
Kaderisasi itu bermula dari “darul Arkom”. Mereka
yang dipilih adalah Abu Bakar ; berwibawa dan terpandang di Kaumnya. Ali bin
Abi tholib ; tokoh anak-anak pada saat itu, yang kemudian hari akan menjadi
Kholifaturrosul. Utsman Bin Affan; saudagar kaya, penyokong dakwah, Ekonom yang
dapat membantu Syiar Islam. Khodijah ; seketaris sekaligus istri baginda
Rosulullah. Lihat bagaimana Rosulullah mengkaderisasi mereka serta meletakkan mereka
sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Menkaderisasi itu bukan berarti harus menjadikan
semua orang sebagai “pemain inti” dari Medan dakwah ini. Tapi mereka-mereka
yang potensial yang kemudian dijadikan sebagai Pemimpin. Walaupun Abu Zar dan
Bilal telah dahulu masuk Islam tapi mereka tidak pernah jadi Kholifah,
sementara Umar Bin Khotthob yang masuk Islam setelah merekalah yang menjadi “amirul
mukminin”. karena itulah kaderisasi dalam pandangan Rosulullah.
Dalam sejarah mencatat bahwa perubahan dalam
suatu bangsa, kaum itu ditentukan oleh Minoritas yang berpengaruh. Bahkan Negara
kita ini, walau Muslim mayoritas namun pemegang ekonomi adalah mereka “China”. Bahkan
Al-Qur’an pun berbicara dengan nada yang sama. “Ashabul Kahfi”, “Bani Israil”, mereka
adalah “kaum elit”.
“Ya Allah berikanlah Hidayah kepada dua Umar
( umar bin Khottob atau Umar bin Abdul Mutholib )” . dari do’a yang diucapkan
oleh Rosul ini bias kita ambil hikmah; bahwa kaderisasi memang harus ada, tapi
perlu juga merekrut mereka yang sudah “jadi” ; mereka yang mempunyai power, financial
kuat, wibawa dan terpandang. Dan itulah yang terjadi ketika Umar masuk Islam,
semua yang di darul Arqom bertakbir lantang terdengar sampai ke ka’bah. Bahkah Rosulullah
mengubah strategi dakwah “dakwah diam-diam menuju dakwah terang-terangan.
Dan dalam sikapnya Rosulullah selalu
membedakan antara mentarbiyah para kader inti atau yang bukan. Contoh kasus nya
adalah bagaimana sikap rosulullah berbeda ketika menjatuhi hukuman kepada Ka’ab
bin Malik beserta 2 sahabat yang lain dengan sikap Rosul kepada para Munafiq
yang tidak ikut perang. Moga tulisan ini bermanfaat, wallahua’lam.
Derysmono
(mahasiswa
Fak. Syari’ah LIPIA )
Sms ( 085 284
679 674)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar