Selasa, 10 Juli 2012

tafsir "dakwah" kontemporer

‘’ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung’’. ( Ali imran : 104 )
Rosullullah adlah sebaik-baik contoh dalam segala hal. uswatun hasanah .

Apalagi dalam hal yang berasumsikan dakwah, beliau ulet , giat dan tidak mengenal kata menyerah. ‘’Walaupun mereka meletakan matahari di tangan kanan ku dan rembulan di tangan kiri ku , sungguh aku tidak akan pernah meninggalkan perkara ini, sampai Allah memenangkannya atau membinasakannya’’ ungkapan inilah yang membuat gemetar para kafir Qurais, untaian kata yang mengandung makna yang dalam dan arus tawakkal yang sangat kuat. La yantiqu a’nil hawa inhuwa illa wahyu yuha.


Sungguh beliau adalah qudwah yang patut ditiru, lihat !! bagaiman beliau membangun dakwah ini dengan bertahap. Bukan dengan bom dan lontaran cacian. Metode yang beliau gunakan pun , berhak mendapatkan acungan milyaran jempol, bagaiman tidak? Beliau berdakwah dengan fariatif dan inovatif , kadang beliau menggunakn momen-momen tertentu, berdakwah kepada individual, jama’ah bahkan yang lebih menarik beliau tularkan cara-cara ini kepada para sahabatnya yang agung. Hassan bin tsabit menggunakan syair yang selama ini yang ia gunakan di masa jahiliyah untuk menghujat islam kini, setelah ai masuk islam, ia gunakan sebagai pedang membela islam. Contoh yang kongkrit dan riil.

Namun bak kata pepatah anak ayam kehilangan induknya. Sebagian para da’ i dalam berdakwah terkadang mereka tidak berkiblat kepada salaf ,metode dakwah yang dihidangkan begitu jumud, semu, tafrit dalm lelucon, membosankan. Makanya tak heran kita dapatkan di kalangan mad’u yang mana ketika mereka mendengarkan khutbah, kebanyakan tidur . wallahu a’lam , apakah itu disebabkan mereka bener-benar capek, lalu ketiduran. Tapi hal ini bukan sekali atau dua kali, tetapi hampir setiap kali mereka mengikuti sholat jum’at. Sungguh ironis. Tapi hal ini kita harapkan kepada para dua’t dan para kaum muslimin tidak menjadikan ini, dilema yang berlarut-larut, sebab khawatir suatu perbuatan yang kerap kali dibuat , maka lambat laun akn jadi tabi’at.

Dan semoga apa yang penulis paparkan, dapat memacu para dua’t agar berusaha untuk menggunakan metode yang baik, bagus serta mampu menjadikan umat kembali memimpin dunia. Apalagi di masa yang serba praktis ddan cepat ini, diharapkan para da’I bisa menggunakan teknologi yang ada.
Menurut pandangan penulis, ada beberapa hal yang perlu di lakukan oleh setiap da’I ketika mau berdakwah :
1. mengikhlaskan niat
2. sesuai tunntunan Allah dan rosul
3.mendahulukan kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi ( Almaslahah kabiroh muqoddamh min maslahah shoghiro )
4. menggunakan fasilitas teknologi
5. tidak isrof dalam berdakwah
6. persiapan adalah setengah dari hasil
7. tadhiyah
8. bersabar dan tadarr uj dalam berdakwah
9. mengenal psikologi individu / kelompok yang akan didakwahi
10. membaca ayat-ayat Allah yang ada dibumi dan dilangit
Dan lain-lain.
Rosulullah memang sudah lama meninggalkan kita umatnya, namun tugas dakwah itu harus di lanjutkan. tapi siapa? kalau bukan anda, lalu siapa lagi ?
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده ,فإن لم يستطع فبلسانه , فإن لم يستطع فبقلبه و ذلك أضعف الإيمان ( الحديث )
‘’Barang siapa yang menglihat kemungkaran maka hendaknya ia merubahnya dengan tangan nya , jika ia tidak mampu dengan itu hendaknya ia mengubahnya dengan lisannya, namun jika tidak mampu juga maka hendaknya ia mengingkarinya dalam hati. Dan itu selema-selemahnya iman.’’

wallahua’lam. By derys Jakarta, 29 maret 2010

Marojii :
Alquran Alkarim
Hadisy Arba’in
Fiqh Siroh Nabawiyah , DR. Muhammad Romadhon Al Buti
Fiqh Pioritas , DR. Yusuf Alqordhowi
8 mata air perubahan , Anis Matta

Tidak ada komentar: