Ketika malam menjelang Peperang Badr, dimana Kaum Muslimin harus berhadapan dengan pasukan yang tiga kali lipat kekuatannya dan ditopang dengan persenjataan dan Pendanaan yang melimpah. Dimana aka nada pertempuran antara haq dan bathil, Hamba Allah dan Hamba Syaitan. Kemenangan akan yang didapat di dalam peperangan ini merupakan awal kemengangan pada peperangan berikutnya, namun bila sebaliknya maka habis sudah cerita.
Dimalam itu rosulullah tak henti-hentinya
membacakan do’a Kemenangan tuk kaum Muslimin, larut dalam sujud heningnya
kegelapan malam, bercucur deras diatas pipi Rosulullah harapkan Kehadiran
kemengan dan pertolongan dari sang Maha Pemberi pertolongan dan kemenangan. sampai
begitu hebatnya reaksi Rosulullah agar pertolongan dari NYa benar-benar turun. “sudah
cukup Ya Rosulullah” dengan suara lirih dengan harapan agar Baginda dapat
berhenti sejenak berdo’a. ucapan itu terkeluarkan karena melihat Rosulullah tak
henti-henti berdo’a mengharap Kemenangan.
Sumur Badar beserta bukitnya menjadi saksi
bisu akan kemaha besaran Allah atas mukjizat yang diberikannya kepada “Habibullah
; Muhammad Shalallahu a’laihi wasssalam”. Sebelum Perang ketika itu Rosulullah
seraya bersabda “si fulan akan mati disini, si fulan akan mati disini” yang
nantinya kalam ini betul-betul terjadi disaat Allah berikan Kemenangan pada “Perang
Badar”.
Subhanallah, berkat do’a sang Nabi begitu
pula strategi yang dilakukan. Sunnatullah
akan kemenagan menghampiri kaum Muslimin dengan jumlah 314 orang menghadapi
seribu lebih tentara Quraisy. Allahuakbar,..Allahuakbar ;pekikan takbir
bergemuruh menambah kencang lari para kafir Quraisy yang kalah. Inilah bukti
bahwa setelah kita persiapkan diri untuk menggapai kesuksesan dakwah ini, maka
terakhir dibutuhkan the power of pray; kekuatan do’a yang dahsyat. Menit diisi
do’a, menit dihabiskan tilawah, tiap jam dilewati dengan Qiyamullail. Efek do’a
akan terlihat hasilnya tergantung pula tingkat keyakinan kita pada Kholiq (
pencipta ). Perang badar menjadi bukti bahwa Do’a bias melewati batas perkiraan
dan prasangka Manusia dan Jin sekalipun.
Begitu pun “perang Khondaq”, takala
Rosulullah dan para sahabat bercucur keringat, berikat pinggangkan bebatuan;
ganjal perut yang sudah lama keroncongan. Itu adalah usulan Salman Al-farisi
agar membuat Parit sekita Madinah. Berhentikah Rosul bermunajat?! Tidak, bahkan
Rosulullah tak henti-henti berdo’a agar dating
kemenangan atas 10.000 tentara kafir. Alhamdulillah, memang benar tak lama
setelah Rosul berdo’a datang lah angin topan dahsyat yang memporak-porandakan
tenda-tenda yang dibangun oleh mereka para kuffar. Ini bukti bahwa do’a dapat
unggul di atas materi, kekayaan, persiapan yang matang dll yang mungkin menurut
kita “hanya Mukjizatlah dapat mengubahnya” ungkapan mengandung unsur pesimistis
akan kesuksesan Islam.
Malam adalah waktu tepat untuk bermunajat
kepadanya. Ialah waktu dimana Allah turun kelangit dunia seraya menanyakan
perihal do’a-do’a hamba NYA, bersamaan qiyamullail menambah tegap lurus
keistiqomahan dakwah ini. Berapapun usaha manusia ia hanya berhenti dipintu
taqdir dan Izin Nya namun do’a dapat menembus cela pada pintu itu, Allahuakbar!!!.
“serangan Fajar” istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kerakusan pemimpin untuk
berkuasa; dengan menghalalkan segala cara. Karena identik dengan Uang, materi
dan sejenisnnya. Serangan do’a adalah istilah yang tepat karena bangsa ini
adalah bangsa yang penuh dengan cinta, harapan , cita-cita serta semangat
perubahan. Berapa pun serangan fajar datang, ia hanya mampu menutup mulut para koruptor dan
bagi bukan untuk pembawa panji kebenaran karena pasti takkan membiarkan itu terjadi.
Kita berharap, semoga negeri ini bias dipimpin
oleh para orang Sholeh yang amanah, bertanggung jawab. Dimulai dari Jakarta.
Derysmono
Derys_mono@yahoo.com
( mahasiswa LIPIA Jakarta Fak. Syari’ah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar