Selasa, 10 Juli 2012

Kekuatan do’a mu Di keheningan Malam Penentuan.


Ketika malam menjelang Peperang Badr, dimana Kaum Muslimin harus berhadapan dengan pasukan yang tiga kali lipat kekuatannya dan ditopang dengan persenjataan dan Pendanaan yang melimpah. Dimana aka nada pertempuran antara haq dan bathil, Hamba Allah dan Hamba Syaitan. Kemenangan akan yang didapat di dalam peperangan ini merupakan awal kemengangan pada peperangan berikutnya, namun bila sebaliknya maka habis sudah cerita.

Dimalam itu rosulullah tak henti-hentinya membacakan do’a Kemenangan tuk kaum Muslimin, larut dalam sujud heningnya kegelapan malam, bercucur deras diatas pipi Rosulullah harapkan Kehadiran kemengan dan pertolongan dari sang Maha Pemberi pertolongan dan kemenangan. sampai begitu hebatnya reaksi Rosulullah agar pertolongan dari NYa benar-benar turun. “sudah cukup Ya Rosulullah” dengan suara lirih dengan harapan agar Baginda dapat berhenti sejenak berdo’a. ucapan itu terkeluarkan karena melihat Rosulullah tak henti-henti berdo’a mengharap Kemenangan. 


Sumur Badar beserta bukitnya menjadi saksi bisu akan kemaha besaran Allah atas mukjizat yang diberikannya kepada “Habibullah ; Muhammad Shalallahu a’laihi wasssalam”. Sebelum Perang ketika itu Rosulullah seraya bersabda “si fulan akan mati disini, si fulan akan mati disini” yang nantinya kalam ini betul-betul terjadi disaat Allah berikan Kemenangan pada “Perang Badar”.

Subhanallah, berkat do’a sang Nabi begitu pula strategi  yang dilakukan. Sunnatullah akan kemenagan menghampiri kaum Muslimin dengan jumlah 314 orang menghadapi seribu lebih tentara Quraisy. Allahuakbar,..Allahuakbar ;pekikan takbir bergemuruh menambah kencang lari para kafir Quraisy yang kalah. Inilah bukti bahwa setelah kita persiapkan diri untuk menggapai kesuksesan dakwah ini, maka terakhir dibutuhkan the power of pray; kekuatan do’a yang dahsyat. Menit diisi do’a, menit dihabiskan tilawah, tiap jam dilewati dengan Qiyamullail. Efek do’a akan terlihat hasilnya tergantung pula tingkat keyakinan kita pada Kholiq ( pencipta ). Perang badar menjadi bukti bahwa Do’a bias melewati batas perkiraan dan prasangka Manusia dan Jin sekalipun. 

Begitu pun “perang Khondaq”, takala Rosulullah dan para sahabat bercucur keringat, berikat pinggangkan bebatuan; ganjal perut yang sudah lama keroncongan. Itu adalah usulan Salman Al-farisi agar membuat Parit sekita Madinah. Berhentikah Rosul bermunajat?! Tidak, bahkan Rosulullah tak henti-henti berdo’a agar  dating kemenangan atas 10.000 tentara kafir. Alhamdulillah, memang benar tak lama setelah Rosul berdo’a datang lah angin topan dahsyat yang memporak-porandakan tenda-tenda yang dibangun oleh mereka para kuffar. Ini bukti bahwa do’a dapat unggul di atas materi, kekayaan, persiapan yang matang dll yang mungkin menurut kita “hanya Mukjizatlah dapat mengubahnya” ungkapan mengandung unsur pesimistis akan kesuksesan Islam. 

Malam adalah waktu tepat untuk bermunajat kepadanya. Ialah waktu dimana Allah turun kelangit dunia seraya menanyakan perihal do’a-do’a hamba NYA, bersamaan qiyamullail menambah tegap lurus keistiqomahan dakwah ini. Berapapun usaha manusia ia hanya berhenti dipintu taqdir dan Izin Nya namun do’a dapat menembus cela pada pintu itu, Allahuakbar!!!.
“serangan Fajar” istilah yang digunakan untuk menggambarkan  kerakusan pemimpin untuk berkuasa; dengan menghalalkan segala cara. Karena identik dengan Uang, materi dan sejenisnnya. Serangan do’a adalah istilah yang tepat karena bangsa ini adalah bangsa yang penuh dengan cinta, harapan , cita-cita serta semangat perubahan. Berapa pun serangan fajar datang, ia  hanya mampu menutup mulut para koruptor dan bagi bukan untuk  pembawa panji  kebenaran  karena pasti takkan membiarkan itu terjadi. 

Kita berharap, semoga negeri ini bias dipimpin oleh para orang Sholeh yang amanah, bertanggung jawab. Dimulai dari Jakarta.

Derysmono
Derys_mono@yahoo.com
( mahasiswa LIPIA Jakarta Fak. Syari’ah )

Tidak ada komentar: