Sangat disayangkan sekali, di tengan perjuangan kita untuk perbaiki moral bangsa ini, kita dipusingkan dengan makin maraknya para artis, penyanyi dan para aktor bintang Film yang memamerkan auratnya. Setelah beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan Video Mesum sepasang artis kelas atas. Banyak kalangan yang mengecam hal tersebut; bahkan sampai berapa gelombang unjuk rasa agar RUU anti pornografi disahkan. Apalagi pemudi-pemudi kita lagi keginjengan dengan “boyband&girlband korea” yang identik ; rambut warna warni, oh ya tidak ketinggalan juga “rok mini”. tapi apakan anda merasa nyaman terhadap tontonan tersebut???
Bangsa ini dikenal dengan keramahannya dan
begitu pula dengan pakayannya yang rapi dan santun. Tapi miris sekali, seolah
kehilangan jati diri nya; coba kita lihat beberapa pakayan adat di
daerah-daerah adalah bukti nyata bahwa bangsa ini sungguh menjunjung tinggi
harkat dan martabat. Akibat penjajahan kebudayaan dan karakter bangsa yang kian
marak sangat mengkhawatirkah.
Hanya berapa persen dari meraka yang menutup
auratnya ketika diliput dilayar kaca. Tetapi, Yang lebih menyedihkan lagi “kerudung&cadar”
hanya dijadikan tameng suci bagi para Koruptor dan pelaku kriminal ketika di
ruang sidang. Mungkin mengharap ampunan Hakim dengan baju suci itu.
Prilaku yang berbeda ketika merka berada di “pentas
syahwat”. Bisa juga “pesta maksiat” yang mampu memukau banyak mata. Mereka unjuk
diri kalau kulit mereka putih langsat,
mau dikatakan seperti orang korea yang pakai rok mini dengan rambut pirangnnya.
Sayang sekali, itu jati diri yang tergadaikan oleh zaman. “la takun imma’ah”
itulah sabda Rosulullah a’laihi sholatu wassalam “jangan ikut-ikutan yang gak
bener ( walau jadi tren )”.
Apakah kita tidak tahu batas Aurat?atau hanya
pura-pura tidak tahu akan batasan mana yang boleh dilihat dan mana yang
tidak?apakah biar kondom yang digaungkan ,laku keras dipakai pemuda kita? Tidak
cukupkan Al-qur’an dan As-Sunnah menjadi peringatan??apakah kita akan baru
sadar, bila mana Allah kirimkan air bah “Tsunami” ke Negara kita tercinta ini
terlebih dahulu??
Di dalam Fiqh “batasan Aurat” ; Ahli Fiqh
memang sedikit berbeda pendapat tentang “batas Aurat”. Mayoritas mereka sepakat
bahwa seluruh badan Wanita adalah Aurat kecuali “wajah dan kedua telapak tangan”.
Namun, Abu Hanifah menambahkan bahwa “telapak kaki juga bukan Aurat”. Ada juga
sebagian Ahli fiqh mengatakan “aurat itu semua badan wanita tampa terkecuali” (
Abu bakar bin Abdurrohman dan Imam Ahmad ). Alasanya jelas ; ada ayat Al-Qur’an
berbunyi “wala yubdina zinatahunna illa ma Zhoharominha” ( janganlah mereka
perempuan menunjukan perhiasan mereka kecuali yang terlihat saja” nah, ayat ini
mengandung dua pendapat:
Pertama : apakah pengecualian ini yang
dimaksudkan adalah anggota badan tertentu? Kedua : apakah pengecualian tersebut
, yang dilarang hanyalah apa yang tidak dimiliki yang terlihat dari anggota badan ( perhiasan
dll )? Penjelasannya ; apabila yang dimaksudkan adalah pendapat kedua “ apa
yang tidak dimiliki badannya yang terlihat ketika bergerak” maka artinya semua
anggota badan wanita adalah aurat dengan bukti Firman Allah ta’ala : “wahai
Nabi ( muhammad SAW ) katakanlah kepada
para istrimu, anak perempuanmu dan Perempuan umat Islam.. ( untuk menutup Aurat
mereka ) .
Ataukah maksud “illa mazhoharo minha” adalah
sesuai dengan adat yang ada bahwasannya anggota badan tersebut tidak ditutupi (
kedua telapak tangan dan wajah ); jadi keduanya bukan merupakan aurat. Buktinya
adalah ketika wanita mengikuti ibadah Haji, yang tidak boleh menutup wajahnya.
Penulis berharap suatu saat kita memiliki
saluran televisi yang betul-betul mendidik ; emosional, quesional, spiritual. Mumpung
Pemudi Indonesia lagi demam korea ; semoga suatu saat mereka bisa menutup aurat
dan tidak memakai “rok mini” lagi, syukur pake hijab yang lebih menunjukan
feminim. insyaAllah, menjadi titik balik kemenangan Dakwah di tengah arus
konspirasi Barat yang kuat.
Walau ini tak mudah, karena tentunya menurut “ekonom”
ini akan berdampak kerugian bagi para pengusaha Kosmetik, shampoo, dll yang
berdampak juga kepada krisis lapangan kerja dan pemasukan Negara. Namun penulis
berpendapat lain, iklan –iklan yang tadi nya dapat mengumbar syahwat dapat
dikemas dengan lebih menarik, santun dan agamis sesuai adat ketimuran yang
selama ini menjadi ciri khas bangsa ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
kita semua. Mari kita sebarkan famah ini kepada keluarga, sahabar, rekan ,
kolega , patner dan lain-lain. Itu akan mendapat “khumur ni’am” ( onta merah )
bisa jadi mobil merek kelas atas zaman sekarang.
Ditulis :
Derysmono
( Mahasiswa
Fak. Syari’ah LIPIA )
Derys_mono@yahoo.com
Sms (
085284679674 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar