Senin, 25 Agustus 2014

Kecantikan yang Sesungguhnya

Kecantikan yang Sesungguhnya


(Erabaru.or.id) - Bagaimanakah "cantik" yang sesungguhnya? Masih ingat dulu pernah ada sebuah novel kuno yang seringkali dikatakan "Pria tampan berbakat dan wanita cantik". Novel ini menceritakan bahwa seorang pelajar telah lulus dalam ujian kerajaan sebagai sarjana terbaik, kemudian menikahi seorang gadis X sebagai istri, dan gadis X ini juga memiliki "wajah bagaikan bidadari", apa lah. Sarjana ini menikahi seorang gadis yang berwajah "bagaikan bidadari", namun sarjana itu menikahi seorang gadis lain yang wajahnya cantik "bagaikan dewi", sedangkan sarjana lain pun menikahi gadis yang wajahnya juga cantik "bagaikan bidadari", ini kan aneh rasanya: lalu dari mana datangnya semua wanita cantik yang parasnya "bagaikan bidadari" itu? Dan sekarang, mengapa sulit sekali untuk menemukan seorang wanita cantik yang "Parasnya laksana Dewi"? Sedangkan "wanita cantik pesolek" dapat ditemukan di mana-mana.

Sebetulnya tidak perlu merasa heran, sebabnya juga sangat sederhana, karena pengertian orang dulu tidak sama terhadap kecantikan dengan orang zaman sekarang. Saat orang dulu berbicara tentang kecantikan, di waktu mengatakan bahwa gadis itu "wajahnya bagaikan bidadari" dan disaat yang sama juga membicarakan bahwa wanita ini betapa luhur budinya dan berakal budi. Orang dulu memadukan antara kecantikan dengan moralitas yaitu: perilaku dan budi pekertinya. Kalau perempuan yang ditekankan kecantikannya, sedangkan pada lelaki ditekankan pada moralnya.
Sedangkan orang zaman sekarang, saat sedang membicarakan kecantikan dan kejelekan orang tertentu selalu menggunakan 2 kalimat dengan sebutan "cantik" dan "tampan" untuk melukiskannya. Apa yang disebut dengan "Cantik-lah, "Tampan"-lah, sebetulnya kebanyakan hanya dipermukaannya saja, dan orang-orang sekarang juga secara berangsur-angsur telah merubah pemahaman dalam arti yang sesungguhnya tentang "kecantikan." Kecantikan disini tidak hanya menggunakan ukuran fisik tapi juga moralnya, keduanya saling terkait. Misalnya ada orang yang dari penampilannya sangat cantik, tetapi hatinya sangat busuk. Biasanya begitu mengetahui keburukan hatinya, kita akan menjauhinya.

Benda atau hal ihwal yang cantik-cantik bisa membuat orang mengenang akan masa lampau dengan penuh kerinduan, bahkan setelah pergi-pun akan selalu ingat hal ihwal yang cantik tersebut, membuat orang meninggalkan kesan yang sangat dalam, dan juga bisa mendorong orang berubah menjadi indah mempesona. Karena kecantikan yang sesungguhnya memiliki makna, dan makna ini adalah sesuatu yang benar-benar bisa menggugah perasaan orang. Kecantikan itu lebih pada pengertian non-fisik yakni inner beauty atau cantik dari dalam hatinya. Inner beauty bisa dilakukan dengan jalan kultivasi. Dengan jalan ini, kita tidak hanya bisa meningkatkan moral, tapi juga sekaligus mendapatkan efek kecantikan secara fisik.

Dalam buku Zhuan Falun, Master Li Hongzhi mengatakan, "Metode gong yang berkultivasi ganda pada watak dan raga membuat penampilan luar seseorang akan tampak sangat muda, orang ini akan tampak sangat jauh berbeda dengan usia yang sebenarnya.... Tidak berkeriput, wajah bercahaya putih bersih, putih kemerahan, ....Sebagai kelakar, gadis-gadis muda selalu menyukai perawatan kecantikan, ingin agar kulit jadi lebih putih, lebih halus, lebih bagus. Saya katakana jika anda sungguh-sungguh berlatih metode gong yang berkultivasi ganda pada watak dan raga, dengan sendirinya akan mencapai keadaan ini, dijamin anda tidak perlu melakukan perawatan kecantikan."
Kini jelas sudah bahwa setelah orang menjalani latihan kultivasi, maka peningkatan faktor dari dalam akan membawa perubahan pada raut muka, kemudian keindahan keselarasan, keserasian, kecantikan baik dari dalam maupun dari luar bias membuat orang meninggalkan kesan yang indah-indah secara mendalam.

(Diolah dari Zheng Jian Net, 1 Juni 2003)

Tidak ada komentar: